Pada kamis malam, seorang laki-laki bernama Jim harus bekerja lembur di swalayan setempat. Dia bekerja sebagai salah satu pekerja kasar di salah satu mal di luar kota dan selalu menjadi yang terakhir untuk pulang. Pada pukul 08.30 pekerjaan dia selesai. Dia mengunci toko dan pulang.
Pada saat dia sampai di tempat parkir, terlihat hampir kosong. Satu-satunya yang dia dengar adalah jejak sepatunya di atas trotoar. Ketika Jim menyusuri lorong yang sepi, dia mendengar suara gemerisik yang aneh.
Tiba-tiba, seorang pria keluar dari bayang-bayang. Wajahnya terlihat aneh dan buruk.
“Hei nak! Kemarilah!” Serunya dengan nada yang rendah.
Pria tersebut menjulurkan tangan kanannya. Dia memegang pisau yang panjang, tipis. Pisau setajam silet yang berkilauan dalam cahaya yang redup. Jim menghentikan langkahnya.
“Pisau yang bagus dan tajam.” Kata pria tersebut dengan lembut.
“Jangan panik,” Jim berkata pada dirinya sendiri. Dia merinding di atas sepatu botnya.
Pria tersebut melangkah mendekat padanya sambil tersenyum, memperlihatkan deretan giginya yang telah membusuk.
“Jangan lari,”Jim berkata pada dirinya sendiri. “Tetap tenang.”
“Pisau yang bagus dan tajam.” Kata pria tersebut mengulangi.
“Berikan saja apa yang diinginkannya.” Pikir Jim. ”Lalu dia akan membiarkanmu pergi.”
Pria itu semakin dekat. Dia mengangkat pisaunya.
Jim berusaha untuk tidak berteriak.
Pria tersebut menatap wajah Jim.
“Hei, nak, apakah kamu mau membeli pisau? Hanya tiga dolar saja. Lima untuk dua pisau. Ini akan menjadi hadiah yang bagus untuk ibumu.”
“Tidak terima kasih,” balas Jim. “Dia sudah memiliki satu.”
Dan dia melarikan diri secepat yang dia bisa.
Judul Inggris: No Thanks
Seri Antologi: Scary Stories 3: More Tales to Chill Your Bones
Pengarang: Alvin Schwartz
Tipe: Cerita Pendek
Judul Inggris: No Thanks
Seri Antologi: Scary Stories 3: More Tales to Chill Your Bones
Pengarang: Alvin Schwartz
Tipe: Cerita Pendek
Tidak ada komentar:
Posting Komentar