Halaman

Tampilkan postingan dengan label Poetry. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Poetry. Tampilkan semua postingan

Senin, 11 Februari 2019

Lagu Tentang Mobil Jenazah

(Alvin Schwartz)


Jangan pernah kamu menertawakan mobil jenazah yang lewat,

Karena mungkin saja kamu menjadi yang salah satu yang mati kemudian.

Mereka membungkusmu dengan kain putih yang lebar,

dan menutupi dari ujung kepala hingga ujung kaki.

Mereka membaringkanmu dalam kotak hitam besar,

dan menyelimutimu dengan tanah dan bebatuan.

Semuanya baik-baik saja selama seminggu,

Sampai peti mati kepunyaanmu mulai retak.

Cacing-cacing merayap masuk, cacing-cacing merayap keluar,

Cacing-cacing bermain kartu di mulutmu,

Cacing-cacing memakan matamu, mereka memakan hidungmu,

Mereka memakan jeli yang ada di sela-sela jari kakimu.

Cacing hijau besar dengan mata yang gulir,

Merayap ke dalam perutmu dan keluar dari sisi berlainan.

Perutmu berubah menjadi lendir hijau,

Dan nanah keluar bagai krim aduk.

Kamu akan menyebarkannya pada potongan roti,

Dan itulah yang kamu makan saat kamu mati.”

Minggu, 10 Februari 2019

Misteri Kehidupan

Mister-Kehidupan-Dunia-Cerita-0412


(H.P. Lovecraft)


Kehidupan! Ah, Kehidupan!

Apa maksud dari pertunjukan bercahaya ini?

Siapa yang dapat mengingat objek yang berlalu begitu cepat?

Dia yang telah mati adalah kunci kehidupan -

Lenyap adalah simbol, dalam adalah kuburan!


Manusia adalah napas, dan kehidupan adalah api;

Kelahiran adalah kematian, dan membungkam paduan suara

Merebut belas kasih keabadian!

Merobek benang kain yang tua!

Kehidupan! Ah, Kehidupan!

Kamis, 07 Februari 2019

Apateis

Tinggal dalam benakku
Saat diriku masihlah mentahan
Persamaan Data yang melampaui akal Sehat
Asal hukum-hukum tertib kosmis
Logika yang bukan logika
yang selalu berada dalam superposisi

Sesuatu Zat yang selalu bisa menenangkanku
Disaat aku sedih
Disaat aku gelisah
Disaat aku marah
dan disaat aku berduka

Dia selalu hadir dalam kehidupanku
Selalu membuatku merasa nyaman
Selalu membuatku merasa aman
Selalu membantuku melewati kerasnya kehidupan
dimana banyak yang dirusak oleh ciptaan-Nya

Namun
Mulailah matang diriku
Kepalaku dipenuhi oleh logika dan akal sehat
Dipenuhi berbagai filsafat
Humanisme, sekularisme, kosmisme

Aku dengan perlahan menjauhi diri-Nya
Menikmati hedonisme dunia-Nya
Perlahan, cahaya-Nya mulai meredup dalam benakku
Menyisahkan sedikit bintik putih
yang sewaktu-waktu dapat menghilang begitu saja

Hari-hari kujalani dengan sepenuh hati
Tanpa ada diri-Nya yang menenangkanku
Disaat ku bersedih
Disaat ku marah
Disaat ku cemburu
Disaat ketika segala hal tentang ego dan nuraniku meluap

Waktu yang tua teringat
Tidak sadar diriku sudah senja usia
Inderaku melemah
Pikiranku mengalami degenerasi

Disaat seperti ini,
Barulah diriku kembali mengingat-Mu
Setelah menyadari diri-Mu
Aku tertawa kepada diriku sendiri
Tertawa bukan karena lucu
Tertawa bukan karena sukacita
Melainkan tertawa karena aku mengingat dirimu
Yang diabaikan sampai menjadi titik butiran debu

Kini,
Tinggal menghitung saja untuk diriku
Menghadap diri-Mu yang sebenarnya kelak
Ketika usiaku tidak lagi bertambah

Diabaikan dalam Kekosongan

Diabaikan-dalam-Kekosongan

Telah kulewati lembah-lebah berduri
Gunung-gunung yang dingin
Tanah-tanah yang tandus

Begitu banyak usaha yang telah kulakukan
Membanting tulang
Mengiris daging
Menurunkan ego nurani

Namun
Semua itu sia-sia
Dianggap sampah
Dianggap Kadaluarsa
Sekedar ocehan yang tidak terkandung nilai

Kerja kerasku menjadi sia-sia
oleh yang memiliki relasi
tanpa adanya kerja keras
tanpa adanya usaha mumpuni
tanpa melewati semua kesusahan

Tinggal seorang diriku
Tampak mati seperti mayat
Menatap dengan iri mereka
Yang bergelak canda dan tertawa riang