Halaman

Tampilkan postingan dengan label Short Story. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Short Story. Tampilkan semua postingan

Senin, 18 Februari 2019

"Oh Susannah!"


Oh-Susannah-Dunia-DongengSusannah dan Jane saling berbagi sebuah apartemen kecil dekat dengan universitas tempat dimana mereka adalah seorang mahasiswi. Saat Susannah kembali dari perpustakaan pada suatu malam, lampu telah dimatikan dan Jane sedang tertidur. Susannah melepaskan pakaiannya dalam gelap dan dengan pelan-pelan menaiki tempat tidur.


Ketika dia hampir terlelap dalam tidurnya, dia mendengar suara senandung lagu yang berbunyi. “Oh, Susannah!”

“Jane,” katanya. “Berhenti bersenandung, aku ingin tidur.”

Jane tidak menjawab, tetapi senandungan berhenti, dan Susannah terlelap. Dia bangun lebih awal pagi berikutnya-terlalu dini, jadi dia memutuskan untuk kembali tidur namun dia mendengar suara senandungan kembali.

“Tolong kembali tidur,” dia berkata pada Jane. “Masih terlalu awal untuk bangun.”

Jane tidak menjawab, namun suara senandungan tetap berlanjut. Susannah marah. “Diam!” Katanya, “Ini tidak lucu.” Ketika senandung tidak juga berhenti, dia kehilangan kesabarannya. Dia turun dari tempat tidur dan menarik selimut Jane, dan berteriak….

Kepala Jane hilang! Seseorang telah memotong kepalanya! “Aku mengalami mimpi buruk.” Susannah berkata pada dirinya sendiri. “Ketika aku terbangun, semuanya akan baik-baik saja….”

Judul Inggris: "Oh Susannah!"

Seri Antologi: More Scary Stories to Tell in the Dark

Pengarang: Alvin Schwartz

Tipe: Cerita Pendek

Minggu, 17 Februari 2019

Loteng

Loteng-Dunia-Dongeng
Terdapat seorang pria tua yang tinggal di sebuah rumah tua dalam hutan. Dia tinggal seorang diri dan jarang-jarang untuk pergi ke kota. Dia menghabiskan sepanjang waktunya dalam hutan, berburu untuk makan dan saat gelap menjelang, dia akan pulang dan memasak hasil buruannya. 

Suatu malam yang gelap, baru saja pria tua tersebut menyelesaikan makannya saat itu juga dia mendengar suara aneh. Terdengar seperti sesuatu sedang bergerak di loteng. 

Dia mengambil senapannya dan mengisinya, mencoba untuk tidak membuat suara sedikitpun. Kemudian, dia melepas sepatu beserta kaos kakinya dan berjalan perlahan menuju loteng tanpa membuat suara.

Dengan perlahan, pria tua tersebut menaiki anak tangga yang berderit, hingga dia sampai pada pintu loteng. Untuk sesaat, dia berdiri di luar, mencoba untuk menguping ke dalam, namun tidak mendengar apapun. 

Kemudian, dia membuka pintu tiba-tiba, bergegas masuk dan berteriak histeris…

“AAAHHHHHH!”

Mengapa dia berteriak?

Kamu juga akan berteriak jika kamu menginjak paku dengan kaki telanjang.

Judul Inggris: The Attic

Seri Antologi: Scary Stories to Tell in the Dark

Pengarang: Alvin Schwartz

Tipe: Cerita Pendek

Hujan Malam Itu

Suatu malam saat hujan pada bulan Oktober, seorang pria tengah mengendarai mobilnya melewati pemakaman. Dia melihat seorang anak laki-laki sedang berjalan di tengah-tengah hujan ini. Si pria berhenti dan bertanya pada anak tersebut bahwa dia membutuhkan tumpangan atau tidak.

Anak tersebut mendekati mobilnya. Wajahnya tampak lesu, pakaiannya basah, dan dia bergemetaran seperti daun. Dia membuka pintu dan masuk ke dalam mobil tanpa mengucapkan sepatah kata pun. 

Pria tersebut merasa kasihan padanya, jadi dia memberikan sweter merahnya pada anak tersebut supaya dia tetap hangat. Anak tersebut masih menggertakan giginya karena  kedinginan. 

Ketika mereka sampai pada rumah anak tersebut, si pria menghentikan mobilnya. Anak tersebut keluar. Pria tersebut berpesan agar si anak tetap menyimpan sweternya karena dia akan kembali esok harinya. 

“Siapa namamu?” Tanya pria tersebut.

“Timmy.” Balas si anak.

Keesokan harinya, ketika si pria menghampiri rumah anak tersebut untuk mengambil sweternya. Ketika dia mengetuk pintu, seorang wanita menyahut. Pria tersebut memperkenalkan dirinya dan bertanya jika wanita tersebut adalah ibunya Timmy.

“Ada perlu apa, ya?” Katanya.

Si pria menjelaskan jika dia memberikan tumpangan pada Timmy semalam, saat hujan dan memberikannya sweter merahnya untuk membuat Timmy tetap hangat. 

“Maafkan aku, mungkin ini adalah suatu kesalahan,” katanya. “Timmy sudah meninggal hampir setahun yang lalu.”

Si pria meminta maaf dan pergi. Dia sangat bingung dan kepalanya terasa pusing. Dia mengemudi menuju ke pemakaman dan mendapati kuburan Timmy. 

Di atas kuburan Timmy, terdapat sweter merahnya.


Judul Inggris: The Night it Rained

Seri Antologi: In a Dark, Dark Room and Other Scary Stories

Pengarang: Alvin Schwartz

Tipe: Cerita Pendek

Tidak Terima Kasih

Tidak-terima-kasih-dunia-dongengPada kamis malam, seorang laki-laki bernama Jim harus bekerja lembur di swalayan setempat. Dia bekerja sebagai salah satu pekerja kasar di salah satu mal di luar kota dan selalu menjadi yang terakhir untuk pulang. Pada pukul 08.30 pekerjaan dia selesai. Dia mengunci toko dan pulang. 

Pada saat dia sampai di tempat parkir, terlihat hampir kosong. Satu-satunya yang dia dengar adalah jejak sepatunya di atas trotoar. Ketika Jim menyusuri lorong yang sepi, dia mendengar suara gemerisik yang aneh. 

Tiba-tiba, seorang pria keluar dari bayang-bayang. Wajahnya terlihat aneh dan buruk. 

“Hei nak! Kemarilah!” Serunya dengan nada yang rendah.

Pria tersebut menjulurkan tangan kanannya. Dia memegang pisau yang panjang, tipis. Pisau setajam silet yang berkilauan dalam cahaya yang redup. Jim menghentikan langkahnya.

“Pisau yang bagus dan tajam.” Kata pria tersebut dengan lembut.

“Jangan panik,” Jim berkata pada dirinya sendiri. Dia merinding di atas sepatu botnya. 

Pria tersebut melangkah mendekat padanya sambil tersenyum, memperlihatkan deretan giginya yang telah membusuk. 

“Jangan lari,”Jim berkata pada dirinya sendiri. “Tetap tenang.”

“Pisau yang bagus dan tajam.” Kata pria tersebut mengulangi. 

“Berikan saja apa yang diinginkannya.” Pikir Jim. ”Lalu dia akan membiarkanmu pergi.”

Pria itu semakin dekat. Dia mengangkat pisaunya. 

Jim berusaha untuk tidak berteriak.

Pria tersebut menatap wajah Jim.

“Hei, nak, apakah kamu mau membeli pisau? Hanya tiga dolar saja. Lima untuk dua pisau. Ini akan menjadi hadiah yang bagus untuk ibumu.”

“Tidak terima kasih,” balas Jim. “Dia sudah memiliki satu.”

Dan dia melarikan diri secepat yang dia bisa. 


Judul Inggris: No Thanks

Seri Antologi: Scary Stories 3: More Tales to Chill Your Bones

Pengarang: Alvin Schwartz

Tipe: Cerita Pendek

Selasa, 12 Februari 2019

Tantangan

Tantangan-Dunia-Cerita-0412Suatu malam, di sebuah kota kecil di Amerika, seorang gadis muda mengadakan sebuah pesta dan mengajak semua teman-teman sekolahnya. Sejumlah besar laki-laki dan perempuan yang hadir, dan saat malam tiba, mereka mulai menceritakan cerita-cerita menakutkan.

Salah satu laki-laki bercerita bahwa terdapat sebuah legenda penduduk sekitar tentang sebuah pemakaman tua yang terletak dekat dengan rumah si gadis. Berdasarkan ceritanya, terdapat seorang wanita tua yang dikuburkan di tengah-tengah pemakaman tua tersebut, dan rumornya wanita tua tersebut adalah penyihir. Dikatakan bagi siapa saja yang berpijak di kuburan penyihir tersebut pada tengah malam, penyihir tersebut akan menarik mereka yang berpijak pada kuburannya ke neraka.

“Aku tidak akan pernah mendekati pemakaman tua itu saat malam.” Laki-laki lain menyahut.

“Kalian semua adalah sekumpulan orang bodoh,” kata gadis pemilik rumah sambil tertawa. “Itu hanyalah takhayul konyol. Aku tidak percaya kalian menanggapinya dengan serius.”

Laki-laki yang menceritakan legenda tersebut berpaling menatap si gadis dan mencibir, “tidak apa-apa untuk menjadi berani dimana kamu aman berada di rumahmu dengan selimut hangat menaungimu. Kupikir kamu akan merubah pendapatmu jika kamu benar-benar mengunjungi pemakaman tua tersebut.”

“Hal tersebut tidak akan merubah apa-apa.” Jawab si gadis dengan angkuh.

“Oke, lalu buktikan!” Kata laki-laki tersebut. “Kita semua akan pergi ke pemakaman tua tersebut dan menunggu di luar saat kamu masuk dan berdiri diatas kuburan tua penyihir.”

“Sebuah kuburan tidak membuatku takut,” kata si gadis. “Aku akan melakukannya sekarang.”

“Kamu benar-benar harus melakukannya,” balas laki-laki tersebut. “Jika tidak, kamu akan dianggap ayam penakut.”

Laki-laki tersebut mengambil sebilah pisau dari rak pisau di dapur dan menyerahkannya ke si gadis.
“Tancapkan pisau ini pada kuburan tersebut.” Kata si laki-laki. “Pisau ini akan menjadi penanda bagi kita semua bahwa kamu benar-benar berada disana.”

Kelompok anak-anak tersebut bersiap untuk pergi ke pemakaman dan saat mereka sampai pada gerbang besi berkarat, mereka berkumpul membentuk lingkaran. Semuanya menatap gadis tersebut. Si gadis mencoba agar terlihat tidak ketakutan dan berharap agar siapapun tidak melihatnya terselimuti kengerian.

Dengan pisau yang digenggam erat dengan tangannya, dia berjalan melewati gerbang besi berkarat dan melalui jalan pemakaman yang gelap gulita. Di bawah cahaya bulan, nisan dan pepohonan membentuk bayangan yang aneh dan menakutkan. Akhirnya, dia sampai di kuburan wanita tua tersebut.

“Tidak ada yang perlu ditakutkan disini,” kata gadis tersebut pada dirinya sendiri. “Itu hanyalah kisah bodoh.”

Berjongkok di depan nisan, si gadis berbisik, “aku tidak takut terhadapmu.”

Kemudian dia mengangkat bilah pisau hingga lebih tinggi dari posisi kepalanya dan menancapkannya ke tanah.

“Rasakan itu, penyihir tua.” Dia tertawa.

Ketika dia hendak berbalik dan pergi, saat itu dia merasakan ada yang menahannya. Dia tidak bisa bergerak. Sesuatu tengah menarik ujung gaunnya dan menjatuhkannya.

Dia merasa ketakutan dan menjadi panik, “tolong!” Teriaknya. “Dia menangkapku, dia menangkapku!”

Ketika dia tidak kembali juga, teman-temannya mulai khawatir. Setelah itu, mereka dengan perlahan memasuki pemakaman untuk mencarinya. Mereka menemukannya terbaring di kuburan wanita tua tersebut. Dia telah mati dan wajahnya membeku dalam teriakan hening.

Tanpa sadar, dia menusukkan pisau ke ujung gaunnya. Itulah yang menahannya untuk tidak bergerak.

Gadis malang tersebut sangat ketakutan hingga hatinya menyerah dan dia mati dalam kengerian.

Judul Inggris: The Dare

Seri Antologi: More Scary Stories to Tell in the Dark

Pengarang: Alvin Schwartz

Tipe: Cerita Pendek

Bintik Merah

Bintik-Merah-Dunia-Cerita-0412
Ketika Ruth sedang tertidur, seekor laba-laba merangkak di atas wajahnya, dan diam disana selama beberapa menit, kemudian pergi.

Paginya, dia bertanya pada Ibunya, “bintik merah apa yang ada di pipiku ini?”

“Terlihat seperti gigitan laba-laba.” Kata Ibunya, “bintik itu akan sembuh dengan sendirinya. Cukup jangan garuk saja.”

Kemudian, bintik tersebut berubah menjadi bisul merah. “Lihat itu sekarang?” Kata Ruth, “bintik ini semakin membesar.”

“Kadang itu terjadi.” Kata Ibunya, “itu adalah puncaknya.”

Dalam beberapa hari, bisul tersebut semakin membesar. “Lihatlah itu sekarang.” Kata Ruth, “menyakitkan dan jelek.”

“Yah, kita perlu memeriksakannya ke dokter, mungkin infeksi.” Kata Ibunya. Tetapi, dokter tidak akan datang memeriksanya hingga besok.

Malamnya, Ruth ingin mandi dengan santai. Saat dia membasuh tubuhnya, bisulnya pecah. Menumpahkan keluar segerombolan laba-laba yang berasal dari telur yang ditanam induk laba-laba di pipinya.


Judul Inggris: The Red Spot

Seri Antologi: Scary Stories 3: More Tales to Chill Your Bones

Pengarang: Alvin Schwartz

Tipe: Cerita Pendek